Senin

CERITA CINTA GAY: aku dan guru matematika 5

Hendry!
Suara lembut seorang gadis membuyarkan konsentrasiku. Mata dan otakku kini beralih fokus dari cowok misterius yang berjalan menjauhiku. Mata dan otakku tertuju pada gadis cantik berhijab yang sudah berdiri di belakangku, namanya Anita. Dia adalah salah satu teman sekelasku. Kulitnya yang putih bersih membuatnya menjadi pribadona disekolah.
"Hendry, Tadi Pak Bayu manggil kamu keruangannya."

"Loh??? Kenapa?"

"Gak tau deh. Katanya kamu belum ikut ulangan matematika gitu."

"Ulangan yang mana sih?? Aku kan masuk sekolah terus."

"Gak tau deh. Kamu mending kesana aja. Daripada kena masalah. Iya kan?"

"Gak mau. Males ah."

"Gak boleh gitu Hen. Kalau kamu mengulur masalah kamu.. Nanti jadi makin besar lohh."

"Emm... Iyadeh. Makasih ya nit. Ntar aku kekantornya deh."

"Ok hen. Aku balik ke kelas ya. Hati hati disini. Berhantu loh. Hahahaha"

"Yaudah deh. Aku gatakut hantu kali."

"Iyadeh yang berani. Balik dulu ya."

"Ok..."

Hehhh... Pak Bayu memanggilku ke kantornya. Buat apa? Pasti masalah itu lagi.. Jujur sebenarnya aku sudah cukup pusing dengan ini semua. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Haruskan aku melepaskannya? Namun.. Apa mungkin aku bisa melupakan ia? Tidak! Aku harus mengambil keputusan.

****

Saat ini tubuh mungilku sedang menelurusi lorong lorong sekolah. Kaki kecilku menghitung inchi dari lembaran keramik putih. Dug dug dug. Jantungku semakin berdebar ketika aku semakin jauh melangkah. Saat ini aku menuju kesuatu ruang. Ruang seorang guru. Guru yang aku cintai. Sebagai pengajar, dan kekasih. Entah rasa sayang itu masih bertahan atau tidak. Aku tak mengerti.
Aku sudah berdiri didepan pintu. Pintu ruang guru yang terbuka lebar. Sepi, apa mungkin pak bayu disini? Syukurlah mungkin dia mengajar. Aku jadi tak perlu repot menghadapinya. Buat apa aku bertemu dia? Sudahlah.
Aku membalikkan badan.. Melangkah untuk menuju ke kelas. Terimakasoh Tuhan Kau meringankan bebanku sedikit. Persis ditikungan ruang Bimbingan Konseling sana. Ruang kelasku berada. Aku percepat langkahku. Bisa bisa aku ketauan pak bayu. Dan Pak Bayu menyuruhku keruangannya? Tidak. Aku tak mau. Syukurlah aku sudah didepan ruang BK. Tinggal berbelok dan aku akan...

Brukkk....

Seketika tubuhku terjatuh. Menghantam keramik putih. Sialan, bokongku perih sekali. Aku dongakkan wajahku. Aku ingin tau manusia apa yang mampu menabrakku sekencang itu. Sampai aku terjatuh seperti ini. Tak mungkin bila dia masih mampu berdiri. Dia pasti tower sutet. Dan, tak ku sangka. Orang itu masih berdiri tegap. Dengan kemeja hitam yang terlihat bidang dibagian dadanya. Ya, seperti yang kalian kira. Dia Pak Bayu.

"Hendry, gak papa? Maaf ya Bapak gak tau ada kamu."

Ia segera berjongkok dan melepaskan tasnya... Terbanting keras sekali. Laptopnya pasti rusak.

"Gak. Aku gak papa." aku memalingkan wajahku.

"Ssttt.. Cuek banget sayang." tangannya meraih daguku. Memaksa wajahku untuk menoleh ke wajahnya.. Wajah tampannya yang dihiasi senyumannya yang menawan. Tidak! Pasti dia melakukan itu kesemua orang. Aku tak boleh tertipu.

"Apaan sih" aku tepis tangannya..

"Galaknya, lagi dapet ya? Gabisa dipake dong malem ini. Hahahha" ia tertawa kecil namun wajahnya terlihat sangat bahagia. Hihhhh jijik. Aku hanya terdiam dan memandanginya dengan muka aneh. Apaan sih ini manusia. Gak jelas.

"Tadi dari ruang guru ya? Anita udah bilang?" tanya nya.

"Hmm.."

"Heyy.. Bangun yuk gaenak jongkok gini."
Ia mengulurkan tangannya. Aku memandangnya dengan wajah heran. Hey? Aku tak mau disentuh orang yang telah menyakitiku. Aku tepis tangannya. Dan segera berdiri.

"Aku udah gede. Aku bisa bangun sendiri."

Tak segaja aku menangkap ekspresi wajahnya. Wajah tampannya. Wajah yang dulu pernah kucium..

Ia segera mengikuti aku berdiri. Dan tubuh tegapnya kembali terlihat jelas di depan mataku.

"Ada apa? Anita bilang aku kurang ulangan? Ulangan apa?" tanyaku.

Ia hanya terdiam. Dan tersenyum manis ke arahku

"Dibicarain dikantor aja yuk. " tangannya meraih tanganku. Namun aku menolaknya. Menjauhkan tanganku supaya tangannya tak mampu menjangkauku lagi.

"Udah, ada apa sih? Disini aja kenapa?" ku jawab dia dengan nada judes. Mungkin dia akan marah dan meninggalkanku? Semoga. Tak mungkin dia tahan. Aku pun akan marah jika ada yang bertindak seperti ini denganku.
Namun, tak ku sangka.  ia hanya tersenyum. Hahhh... Senyum palsu.

"Sebenernya. Cuman mau tanya. Kenapa kamu cuek akhir ini?"

"Dipikir aja."

"Maksudnya?"

"Dipikir aja. Kalau semisal kamu punya pacar. Sok setia, sok cinta. Ternyata dia punya selingkuhan. Kamu bakal gimana?"

"Maksudnya? Kamu nuduh aku selingkuh?"

Aku hanya diam dan mengalihkan pandanganku ke parkiran sekolah.

"Hey, aku cuma cinta kamu. Pacarku cuma kamu Hen."

"Gak usah sok acting. Aku udah tau."

"Tau apa?"

Aku hanya diam. Masih menatap parkiran sekolah yang seakan membuatku terpesona

"Sayang..." suara khas pria nya kembali kudengar.

Kesabaranku kini sudah abis. Aku harus bertindak. Dia harus tau aku sudah tau semua rahasianya.

"Hey! Aku tau semuanya! Cowok yang nelpon kamu malam malam! Waktu kamu tidur! Aku yang angkat! Dia manggil kamu sayang!"

Pak Bayu nampak shock dia terdiam dan memandangku lekat. Pasti dia bingung kenapa aku tau semuanya.

"Kenapa diam? Kaget? Udahlah gak penting."

Aku melangkah melewatinya. Aku malas berlama lama dengannya.  Rasanya kehadirannya seperti ruang racik obat berjalan. Bikin muak. Aku harus segera melarikan diri dari sini..

*sreeeekkkkk*

Tangannya menarik tanganku. Badanku terhempas mundur dan kembali menabrak badannya. Tangan kekarnya memeluk tubuhku erat.. Hangat, tubuhnya terasa hangat mendekapku. Degup jantungnya juga bisa kudengar.

"Sayang... Maaf." Bibirnya kini berucap lembut,  mengeluarkan kata kata yang dengan cepat mampu aku dengar

"Lepasin! Ini sekolah! Kamu gila!" aku berusaha memberontak.. Menarik tangannya. Memukul tangannya. Mencakarnya. Namun sia sia. Dia masih memelukku erat. Sangat erat.

"Kita didekat ruang bk sekarang. Aku bisa aja teriak. Dan kamu bisa dipecat. Bahkan dilaporin ke polisi."

Nampaknya ancamanku kali ini berhasil. Tangannya mulai melepaskanku. Tak ada tangan kekar lagi yang mengikat tubuhku dengannya. Segera aku berbalik dan memandang dia. Dia menunduk lemas. Dia seperti orang yang kehabisan harapan. Kelam. Wajahnya mulai terangkat perlahan. Bibirnya kini mulai membuka. Tangannya bergerak, berusaha meraih tubuhku lagi. Aku mundur selangkah. Aku tak mau jatuh kelubang yang sama.

"Hendry.. Maaf.. Maaf.. Ini bisa dijelasin"
Badannya bergerak maju mengikuti ku yang mundur perlahan. Matanya berkaca, dan wajahnya nampak kusam. Ini bukan seperti Pak Bayu yang biasanya. Apa ini saat lemah hati pak bayu?

"Gak, gak perlu. Aku gabutuh."

"Hendry...  Maaf... Maaf.. Maafin a....."

Tapp... Tapp.. Tapp... Terdegaar suara langkah kaki dengan tiba tiba. Suara itu menyela ucapan pak bayu yang terdengar memelas..

"Sepasang mawar tumbuh didalam halaman. Saling menjaga, saling mencinta. Walaupun berpagar. Tak menjamin rumput tumbuh disekitarnya. Mawar yang indah, rapuh, namun berbahaya"

Suara seorang laki laki bergema dilorong sekolah tempatku berdiri sekarang. Suara yang berasal dari belakang ku. Aku berbalik. Aku tangkap sesosok anak laki laki.  Namun ia membelakangiku. Yang terlihat hanyalah ia menggendong tas hitam polos dipunggungnya. Pria itu! Aku seperti mengenalnya. Pria dengan ucapan aneh. Apa mungkin dia pria yang ditaman tadi? Iya tidak salah lagi dia yang barusaja aku temui ditaman. Tapi tunggu dulu. Darimana dia tau aku disini?

"Hey! Kamu siapa" aku mencoba bertanya.. Jujur aku masih penasaran

"Kamu anak sini kan?" Pak Bayu ikut mencoba bertanya.

"Bawalah waktumu, dan pergilah Hendry.. Kring. . Kring. . Kring. ." Ia melangkah pergi menjauh. Melangkah kearah gerbang sekolah. Aku terpaku. Memandangi nya. Jalannya nampak tenang sekali. Namun,tak lama *kkkkrriiiiiinggggggg* bel jam pulang sekolah berbunyi. Semua anak kuar dari kelasnya. Ramai sekali. Haduhhhh aku kesulitan mencari pria tadi. Dan sudahlah, pria itu menghilang dikermaian. Kenapa! Kenapa ia menjawab dengan perkataan yang bahkan tak aku mengerti. Ohhh bagus aku baru sadar. aku melwatkan satu pelajaran sekolah. Aku balikkan badanku. Menatap sosok pria gagah didepanku.

"Aku mau pulang."

"Aku anter ya sayang."
Tangannya meraih tanganku.

"Gak. Aku mau pakai angkot."

"Yaudah aku nanti kerumah kamu ya."

"Jangan harap aku dirumah."
Aku berbalik dan pergi menuju kelasku. Dan berlalu pulang...

**BAYU POV**

"Tuhan, kenapa ini? Apa karna Kau mengharamkan hubungan ini? Lalu Engkau mempersulit hubunganku?"

Aku putus asa. Hitam.. Segalanya hitam. Aku bingung harus apa. Ya Tuhan bantu aku. Aku berjanji akan kembali kejalanMu. Namun, berikan aku kesempatan terakhir utuk menjalin cinta dengan pilihanku.

Aku berbalik.. Menuju kantorku. Untuk kembali kerumah. Ahhh hidupku tanpa semangat...

*****

Ditepi jalan ini, aku parkirkan motorku. Aku duduk diatasnya. Melihat kearah rumah sederhana yang hanya berjarak 8 meter dari tempatku ini. Rumah tempat malaikatku tinggal. Aku masih setia menyentuh layar ponselku. Mengirim pesan keseseorang yang sangat aku cinta..

-Sayang, aku dideket rumahmu. Keluar dong.-

-sayang????  Sebentar aja-

-Please-

Berkali kali aku mengiriminya pesan.. Namun tak ada satupun yang ia jawab.. Malam semakin larut. Dan sinar bulan pun tertutupi. Apa ini mendung? Bagaimana bila hujan nanti? Aku bisa basah kuyup.. Apa aku pulang saja ya?
Tidak. Demi cintaku. Aku takkan menyerah.

*beep beep*
Ponselku bergetar. Segera aku menyalakan ponselku

1 UNREAD MESSAGE FROM 'Ma Wife'

Ini? Pesan Hendri segera aku membukanya

"Aku keluar ya.. Aku mau berduaan sama kamu. Aku tunggu ya.. Sayang"

Wajahku kini dihiasi senyum yang merekah indah dibibirku. Hendri.. Dia memaafkanku?! Aku segera masukkan ponselku. Memakai helmku. Dan melaju kerumahnya.
Seorang cowok manis dengan kaus merah dan jeans biru berdiri didepan rumahnya. Dia! Pacarku tercinta.

*tiiinnnn* ayo sayang! Aku lambaikan tanganku.
Hendri segera menghampiriku dan naik keatas motorku. Tangannya mendekap tubuhku. Wajahnya ia senderkan dipunggungku. Senangnya...

"Mau kemana sayang?" tanyaku

"Kegubuk deket danau ami aja yuk. Mau kan?"

"Ok dehh.... Pegangan ya"

*bruummmm*
Suara mesin motorku terdengar keras. Bagai meluapkan seluruh rasa kebahagiaanku.
---
Selama diperjalanan... Hendri mendekapku erat. Walaupun itu dijalan ramai. Ataupun dilampu merah. Tak jarang orang orang memperhatikan Hendri. Memperhatikan Hendri dan Aku seperti jijik. Itu membuatku harus repot repot membuka helm dan bertanya kenapa mereka memandangi kami seperti itu. Namun, tak ada satupun orang yang berani menjawab.
Kini.... Aku dan hendri sudah sampai didepan gubuk. Aku memakirkan kendaraanku.. Dan mengajak Hendri untuk turun.

"Sayang...." suara Hendri yang lembut memanggilku. Tangannya meraih tanganku.. Dan kepalanya ia sandarkan dibahu kananku.. Reflek, aku mengelusnya dengan tangan kiriku.

"Iya??"

"Kamu sayang aku gak?"

"Pasti lah sayang."

"Sekarang, jelasin apa yang udah terjadi sama hubungan kita? Siapa cowok itu?"

Aku menghadap Hendri. Wajahnya yang tenang nampak sangat manis. Aku raih kedua tangannya. Tangan mungil miliknya yang halus..

"Sayang... Dia cuman mantanku. Dia ngejar ngejar aku. Aku gak cinta dia."

"Apa kamu bener gak cinta dia?"

"Iya sayang.  Beneran."

Tangan lembut Hendri menyentuh pipiku. Mengelus pipiku. Ia tersenyum padaku..

"Apa kamu gak cinta dia?"

Aku menunduk lesu..

"Sedikit."

"Sayang.. Kamu gak perlu malu untuk cinta seseorang. Kamu tampan. Pasti banyak yang suka kamu."

Aku memandang wajah Hendri yang tenang. Ia mulai mengatakan sesuatu lagi.

"Aku minta maaf udah marah marah."

"Jadi.. Kamu percaya aku?"

"Iya.."

"Makasih ya sayang. Makasih." aku memeluknya menciumnya. Senangnya hatiku

"Tapi....." Hendri memotong perkataannya.

"Tapi apa?"

Ia menunduk lesu.

"Maaf aku gak bisa lanjutin ini lagi. Aku mau putus."

Jlebbb.... Rasanya seperti tertusuk pisau ditepat tengah dadaku. Kenapa!

"Kenapa?! Aku... Aku cinta kamu Hend!"

"Kita udah gak cocok lagi."

"Beri aku kesempatan" aku berlutut dihadapannya.  Memohon sepenuh hati... Gak akan mau aku berpisah. Hendri!  Harus Hendri!

"Maaf.." Hendri hanya memalingkan wajahnya.

"Ok. Ini keputusanmu"

Aku berdiri. Dan berjalan mendekat kearah danau.

"Bayu! Kamu mau ngapain!"

"Jika aku bukan milikmu. Aku takkan jadi milik siapapun. Aku akan kembali ke penciptaku."

"Bayu! Jangan!  Pikirin hidupmu! Masa depan!"

"Gak akan ada masa depan!"

"Kalau kamu cinta aku kamu gak akan lakuin itu."

"Kalau kamu cinta aku. Kamu gak akan putusin aku!"

Hendri berdiri dan mencoba meraihku.
Namun keputusanku sudah bulat. Loncat.

"Selamat tinggal" ucapku

Aku meloncat kearah danau.
*bluppp*  tubuhku basah terkena air danau yang terasa sangat dingin. Samar aku mendengar suara hendri yang meminta pertolongan. Tuhan. Jika ini ujung hidupku. Jagalah Hendri dengan baik. Aku mencintanya lebih dari apapun. Aku mencintainya seperti aku mencintai keluargaku.. Masih sedikit mampu aku mendengar suara Hendri dan warga yang berdatangan. Hingga semuanya hening... Dan gelap...

Jumat

BEBEK PANGGANG RASA LEMON part 2

--julian pov--
Dia menggenggam tanganku erat. Menarikku menuju masjid yang letaknya hanya beberapa meter didepan. Perawakannya yang tinggi membuat larinya cepat sekali. Bahkan aku kualahan mengimbangi langkahnya. Ahh~ sudahlah biarkan. Aku sudah cukup senang dia berani memegang tanganku. Tak seperti biasanya dia berani menyentuhku seperti ini. Ahh, Padahal aku ingin cerita sesuatu padanya. Namun sepertinya waktu memberiku hal yang lebih baik. Ahh senangnya.
setelah cukup lama berlari kami berdua sampai di masjid. Bang Bagas kelihatan terengah dengan nafasnya. Aduhh kasian kamu bang.. Oh tidak wajah berkeringatnya nampak sangat seksi. Ahhhhh Aku bisa gila lama-lama disampingnya. Ingin ku seka keringatnya. Seperti sepasang .. Ah tidak tidak. Aku harus menunggu dia ungkapkan rasanya padaku!!
"Bang, huh sampe.. Aku capek." kataku, aku curi pandang ke wajah tampannya yang penuh keringat. Yaampun bang cakepnya kamuu.
"Iya. Ayo wudhu. Cepetan ntar ketinggalan sholatnya" ucapnya dengan nada tegas yang membuat hatiku meleleh. Ya! Dia! Dia yang kubutuhkan untuk menjadi lelakiku! Tegas, gagah, dan jantan haha 
****
"Huahhh. Untung masih sempet ya haha."ucapnya sambil keluar dari masjid. Senyum ringannya terlukis diwajah tampan maskulinnya. Oh God. Aku semakin terpesona..
"Hahaha iya bang. Untung abang narik tanganku tadi. Hehe." jawabku. Kali ini aku berusaha mengeluarkan senyum manisku. Senyum yang biasa ku keluarkan agar dia jatuh hati padaku. Hehm..  Sepertinya aku berhasil membuatnya terpesona lagi.. Terbukti ia salah tingkah melihat senyumku. Haha
"Haha maaf ya dek. Abang pegangnya kekencengan ya?" tanya dia sambil sibuk mencari sendalnya diantara sendal orang lain. Tak lama ia menemukan dan memakai sendalnya.  Aku? Aku juga melakukan hal yang sama. Namun, sialnya kemana sendalku? Aku tak menemukannya dimanapun. Sial siapa yang mengambil sendalku!?  Masih saja berbuat dosa setelah beribadah.  Arghhb....
"Dek? Kenapa?" suara bang bagas memecah konsentrasiku.
"Baangg. Sendalku ilang. Aku gabisa pulang ih.." kataku dengan nada yang manja. Hah.. Mungkin untuk orang lain nada ini terlalu manja. Biarlah, sudah kebiasaanku ini merengek saat ada masalah.
"Waduh.. Cari lagi coba. Apa warnanya? Biar abang bantu." Kata Bang Bagas. Sepertinya ia tulus ingin membantuku. Tunggu dulu. Dia bertanya warna sendalku. Gawat. Tapi, aku harus menjawabnya. Siapa tau dia bisa menemukannya. Tapi.. Aku maluu. Ah biarlah, aku tak mau pulang nyeker!
"Emmh... Ungu." jawabku dengan malu.
"Ungu?" Tanyanya dengan wajah aneh.  Ihh mirip kadal 
"Iya kenapa? Nemu ya?" tanyaku
"Hahaha. Yaampun. Sendal cowok itu coklat kek. Item. Putih atau ijo tua. Kamu kok ungu sih dek. Hahaha ya uda dibawa emak emak tadi kali tuh. Aneh aneh kamu Julian. Hahaha.." kata Bang Bagas. Dia tertawa terbahak bahak.  Tawanya yang mengejekku tak bisa kunetralisir!  Aku benci ditertawai! Siapapun itu! Harus berhadapan denganku! Namun, 5 menit kemudian tawanya berhenti. Kenapa dia? Tersedak?
"Sudah?" tanyaku dengan wajah jutek.
"Belom. Hahahaha hahaha."
Bang Bagas masih terus melanjutkan tawanya. Hiiihhhh panas aku dibuatnya. Tanganku mengepal dengan keras. Ingin rasanya aku pukul wajahnya. Arghhh tapi aku mencintainya. Tak mungkin aku menyakitinya.. Ya Tuhan tolong aku.
"Kakaak, gendong aku..". Sial kenapa reflekku malah merengek padanya..
"Hahh. Gendong. Gak ah Julian kan berat." kata Bang Bagas.
"Ihhhh jahat ihh.. Huhu" kataku merengek. Dia harus mau menggendongku!
--Bagas pov--
'Sialll Rengekan Julian terlihat imut sekali. Arghhh gw meleleh!'
"Hahh. Yaudah yuk sini.."
"Yeay yeay yeayy..."
Julian teriak kegirangan. Mengangkat kedua taangannya yang mengepal. Arvghhhh sial anakk ini bikin gw gatahan. Tahan gas tahan.. Lu belum bisa sentuh dia. Kalo lu dapetin hatinya. Lu bakal dapet lebih. Sabar gas saabaarrrr
. Selama dijalan pulang. Banyaakk banget orang yang liatin kita berdua. Sial gw jadi malu bgt gara gara cowo manis yg dipunggung gw ini. Eh eh tapi berkah juga. Gw bisa sentuh bokong empuknya hahaha
"Abang abang... Kok orang liatin kita?? Apa kita aneh ya??" julian mulai ngajak gw ngomong.
"Biasa lahh.. Abang mah sering digituin." jawab gw cuek dikit. Biar cool gitu haha.
"Loh kok sering diliatin???"
"Abang kan ganteng, gagah, dan mapan. Siapa yang gak tertarik coba? Hahaha." jawab gw dengan penuh kejujuran ini hahaha.
"Ciah iya deh iya. Yang ganteng, gagah, mapan. Hahaha." Cuap julian dengan nada gak ikhlas. Biari dehh. Yang penting dia mengakui hal itu. Gw pun cuma jawab dg tawa kecil gw aja. Jujur gw sih masi kesel sama ini cowo. Badan kecil. Tapi beratnya wuihhh. Ampun dah. Tapi bokongnya empuk *abaikan* 
"Aabang.." julian mulai ngajakin gw ngomong lagi. Hobby banget de ngajak ngomong. Ajakin pacaran aja napa haha.
"Iya?"
"Emm... Abang uda punya pacar belom?"
Waduhh julian nanyain gw? Seriusan? Tanda tanda kah dariMu Tuhan bahwa cintaku akan berbalas???!
"Abang sih udah ada yang abang suka"
"Emm.. Siapa?" julian mulai deh mancing gw buat ngungkapin rasa sayang gw ke dia ya??? Gw harus apa. Ga mungkin kan gw bilang gw sayang dia? Iya kalo dia humu. Kalo kaga?! Mampus gw
"Ohh de kita sampe nihh." Ahh~ semoga pilihan gw bener deh buat nyoba mengalihkan pertanyaan dia.
Akhirnyaa surga gw dapetin setelah julian turun dari badan gw. Badan gw uda pegell banget. gendong ini bocah. Jangan dah de minta naek lagi. Besok besok kamu ya yang abang naikin. Haha.
--Julian POV--
'Sial apa selama ini aku hanya terlalu percaya diri? Apa dia mencintaiku? Bang bagas! Siapa yang sudah merebut hatimu?!' Sakit hatiku. Bodoh! Kenapa aku tanya hal bodoh itu?!
"Dek ayo masuk. Abang ada sendal dikamar. Masi baru si. Jadi bisa km pake dulu."
"Ohh iya bang." ku jawab dengan memcoba senyum. Gak mungkin aku perlihatkan wajah sedihku. Dia bisa tau aku kecewa dengannya. Gak. Gak boleh.
Aku cuma mengikuti dia dari belakang. Dibelakang badan tegap dan tingginya. Huhh pria ini sempurna!  Mungkin jika dari depan. Badanku tak terlihat karena ditutupi badanya. Huhh ruang tamu ini penuh debu. Tuhan, apa kau juga menciptakan makhluk seperti ini? Bagaimana bisa dia hidup ditempat seperti ini?! Meja berdebu, vas berdebu, kusi berdebu. Apa tak ada yang bertamu kesini? Untunglah cuma 5 menit kita menyebrangi ruang tamu hingga kita bisa sampai diruang tv. Ah? Aku melihat seorang pria yang duduk menonton tv! Siapa dia?! Apa.. Dia pacar bang bagas? Aku tak pernah melihatnya sekalipun dirumah ini!
"Heh.. Nyet lu kapan balik?!" Bang bagas mulai nyapa orang itu. Mendengar suara bang bagas, orang itu nengok kearah belakang. Ya kearah kita sih.
"Weyy sob. Baru aja tadi abis adzan." jawabnya dengan akrab. Mereka berdua bersalaman layaknya sobat karib.  Tubuh mereka sama sama tinggi?! Hanya saja pria itu lebih putih. Sepertinya ia keturunan jepang? Atau cina? Untunglahh. Dia bukan pacar Bang Bagas. Eitsss! Apa apaan ini?! Mengapa dia menatapku seperti ini?!
"Aigoo~ kawaii yo! Kawaii ne Bagas-nyet?" (astaga! Cantik sekali. Cantik kan Bagas-nyet?)
Dia mencubiti pipiku. Menatap wajahku. Mengelilingi tubuhku. Apa yang dia lakukan?! Apa maunya?! Aku ketakutan aku risih dikelilingi begini.
"Halo. Dek. Kenalin. Kaka Adrian Arya Pamungkas. Dede bisa pangiil kaka Adrian atau sayang juga boleh." dia mulai mencoba menyapaku. Mengulurkan tangannya dan tersenyum teduh padaku.
"Heh.. Ganjen amat lu." bang bagas menarik tubuhnya dari belakang. Membuat tubuh pria itu menjauh dariku.
"Apaan si lu gas! Takut kesaing ya?!" kata pria itu. Oiya, Bang Adrian maksudku.
---Bagas POV---
Sial ni Adrian. Liat boti imut dikit digasak. Awas aja sampe inceran gw ini dia rebut. Mati dia ditangan gw.
"Heh. Ini punya gw. Awas sampe lu ambil." kata gw dengan bisik bisik.
"Lu kan punya Febrian?! Ini buat gw!" adrian ngikut bisik bisik.
"Taek. Gw kan terpaksa sama febrian."
"Serah dah. Gimana? Sempit ga?"
"Belom gw coba. Tapi bokongnya ehh empuk coy. Nahan sange gw dijalan tadi."
"Sini gw coba ntar gw kasi tau sempit atau kaga." kata ardian.
"Mukalu empuk. Gw aja belom coba." jawab gw.
"Bang." suara Julian memecahkan pembicaraan bisik bisik gw sama ardian. Waduh khilaf gw sampe bisik bisik sama ardian.
"Iya de?" gw buru buru jawab panggilan dia.
"Jadi ngambil sendalnya?" tanya dia.
"Oiya... Jadi jadi yuk ke kamar. Ini kamar kakak. Yuk masuk." ajak gw. Gw dan julian berjalan masuk ke kamar gw yang letaknya deket banget sama ruang tv.
"Ehhh dek julian. Ini ini." si kunyuk ardian ngasih kertas ke julian. Ulah apa lagi ni anak?! 
"Ini apa bang?" Tanya julian.
"Ohh itu, pin bbm, no whatsapp, no hp, nama fb, id twitter, id insta sama id path. Sapa tau kita.. Yaa gitu. Hahaha."
"Jangan mau de. Penuh nanti sosmed mu sama komenan dia. Ituloh iklan yang 'pengen cepat hamil? Panggil saya. Sekali tancap, bunting.' haha."
"Sial bajing lu gas!" jawab adrian.
"Udah yuk. Masuk." kata gw ajak julian buat masuk.
Gw dan julian udah dikamar gw. Gw kunci pintu kamar serapet mungkin. Gw copot satu persatu baju gw. Kancing pertama, kedua, ketiga hingga terbuka semua. Badan gw yang uda kebentuk dengan dada bidang dan sixpack yang gw dapet dari gym dan olah raga ini keekspose.
"Bang. Abang ngapain." tanya julian.
"Gak dek abang mau ganti baju." jawab gw sekenanya aja. padahal  mo jawab abang mau tidurin kamu hahaha.
 "Sendal barunya dimana." tanya julian. Akhirnya gw yang cuma make sarung tanpa atasan ini ngedeketin julian yang uda didepan lemari. Haha julian pasti terpesona sama badan gw! gw nyari nyari sandal disekitar lemari, di belakang lemari, di bawah lemari. jujur aja sendalnya ada didalem lemari. sengaja gw cari muter muter biar si julin ngeliat seberapa kerennya badan gw. dengan begitu dia bakal gatahan dan ngerengek minta gw peluk. hahaha. Astafirullah, gwkan baru dari mesjid. 
"ada gak bang...?"
"duhh belum ketemu dek, abangkk lupa narohnya. kemana ya..." jawab gw sambil masih berlagak nyari itu sendal.
"bang, boleh gak aku sholat disini?"
"boleh dek. kamu shalat dulu aja. abang nyari sendalnya dulu. wudhunya dibelakang rumah deket taman belakang ya. ada pancuran kan. disana aja. deket sumur. agak gelap tapi soalnya mati lampunya." jawab gw sebenernya lampunya gak mati. cuma gamau gw idupin aja.
"mati lampunya? deket sumur? dibelakang rumah? haaaa" julian ngejawab sewot.
"iya dek. kenapa?
"temenin..." jawab julian dengan nada imutnya. ahh ini nihh yang gw tunggu hahahaha.
"ohh ok ok. bentar abang make baju dulu.." jawab gw
"jangan..."
"lohh?"
"emmm biar kalo ada yg mau jahatin aku, dia udah takut sama badan abang hehe."
"oahhh ok deh yokk keluar."
gw dan julian pun keluar kamar. menuju kamar belakang yang letaknya sedikitr agak banyak jauhnya dari kamar gw. yaa biasa dari kamar pasti gw bakal langsung nemu adrian yang lagi liat tv. kreekk gw buka pintu kamar buat julian. cuittt sweet bgt ya gw ya hahaha.
terbukalah pintu kamar pengantinj. ralat, calon pengantin ini. sayang kita harus liat si.. ehhh tunggu, si monyet adrian mana? tumben tu anak ga didepan tv. gw masih sedikit bingung tapi gw lupakan i top kunyuk yang cakepnya masih 1000 tahun dibelakang gw. mending gw layanin boti cakep nan imut didepan gw ini hahaha. kita berdua jalan kebelakang rumah menuju sumur yang ada pancurannya. gw gak bawa obor ataupun senter. sengaja biar julian makin ngerasa butuhin gw hahaha. 
"bangg.. tungguin aku ya." pinta julian kepada daku
"iyalah de.."
"janji ya.. jangan tinggalin aku."
"iya.. abang gak akan ninggalin kamu. abang bakal jagain kamu. sayangin kamu dan nggak nyakitin kamu. banag janji." anjirr gw jawasbnya kelewat baper.
"ihh.. abang apaan sih. haha"
"hahaha becanda de. becanda. ya.......
becanda..." padahal beneran :'(
 ****
sekaranmg udah jam 8 dan gw masih berlagak nyari sendal. sedangkan julian, julian gw suruh nunggu dikasur, gw kasih tonotnan kartun kesukaan dia. Doraemon diandroid gw. yaa walaupun gw harus relain beberapa kuota atau lebih tepatnya beberapa kartu paket data buat download itu film. tragis amat ya ngejar cinta hahaha.
"abang.." julian manggil gw dari kasur.
"iya de?
"aku ngantuk. ini hpnya. aku mau pulang. hoammhh.. emm."
"jangan dah dede tidur sini aja dede udah ngantuk banget tuhh."
"tapi kak. orang tua aku gimana? kalau sampe mereka nyariin gimana?"
"nanti abang jelasin kemereka dehh besok."
"bener ya bang. aku takut dimarahin bunda."
"iya dede."
"Julian tidur ya bang."
"iya dek."

 deg.... deg... deg...

YESSS WOOHHAAAA Dikamar gw tidur boti cakep yang uda gw damba dambain ahhh gilaaa dapet durian runtuh gw. eh bukan. bulan runtuh. ehh lebih gede! yaa pokonya apapun yg gede runtuh semua hahha. gw segera ke kamar adrian. gw gedor kamarnya.
"heehhh kera berbatang. buka! cepet nying.!!!"
adrian ngebuka pintunya, ehh waitt... what the hell? adrian bugil? ngapain ini bocah?
"apaan ganggu gw coli lu."
"anjing, coli mulu. bugil pula didepan gw lu? kontil lu tuh ngacung. cuma sebiji nangka juga dipamerin."
"kenapa? wanna suck it baby? emhh." si adrian gila mulai megangin kontilnya yang gak gede itu. sewortel lah. kecil dan gampang potel.
"najis! gw minta kondom."
"lohh lohh? kondom? si boti imut itu?"
"udah diem. sama pelicin juga."
"bentar gw ambilin." si adrian ngambil sekotak kondom dan pelicin yang dai ambil dari lemarinya.
"ini gas, kalo uda gadoyan buat gw ya."
"alahh ogah. lanjutin kegiatan mesum jomblo lu." jawab gw sambil pergi dari kamar dia. karena gw baik hati. makanya gw kasih sedikit pengalaman berharga buat kontilnya. sentilan! hahaha
***
udah jam setengah 11 tapi gw masih deg degan tidur disamping boti idaman gw ini. kontol gw udah nyut nyutan banget gara gara julian yang btidur disamping gw. ahh gw pengen sentuh dia tapi gimana? paha dia yang putih bikin gw pengen sentuh itu. bokong yang empuk itu penegn gw remet dan jilatin perbongkahannya ahh. nafsu gw makin gak karuan. badan gw mulai keringetan. deg deg deg dada gw gak karuan. ahhh ok ok! gw bakal lakuin ini!
  Perlahan gw raba paha mulusnya. emhhh lembut sekali, tanpa ada bekas apapun, putih dan indah sekali. gw raba terus menerus. rasanya gw bagai meraba paha bidadari yang belum pernah disentuh manusia. nafsu gw semakin memuncak. gw sibakkan celananya. dan mulai merabanya dari dalam. shittt... kenapa anak ini bisa se seksi ini. pahanya bhkan lebih halus daripada kulit bayi. terasa sangat lembut dan sangat mudah terluka. rasa rasanya nafsu udah membakar seluruh hati gw. gak ada otak didalam kepala gw. yang ada hanyalah bagaimana gw bisa nikmati tubuh julian, boti yang gw idam idamkan. gw masukkan tangan gw ke bajunya. merabanya perlahan menuju sebuah titik di dadanya. got it! gw temukan titik ransangan semua boti. gw pilih perlahan titik itu dengan kedua jari gw dengan perlahan. nampaknya julian merasakan apa yang gw lakuin terhadap badannya. dengan sedikit sadar dia meraih tanganku dengan tangan mungilnya. bibir mungil seksinya mulai merintih..
"emmhhh... ahh.." rintih julian
"kenapa sayang? enak mmhh???" ucap gw
"emmhh.. bang emmhhh"
julian hanya terus merintih dan menggigit bibir bawahnya. holly fuck! itu adalah hal sangat bikin gw horny berak. gw gak bisa mikir lagi! gw harus dapetin dia. nafsu ini gakbisa gw tahan lagi. segera gw sergap bibir ranumnya. gw serang dengan lumatan bibir gw. gw lumat habis seluruh bibirnya. gw jajah seluruh sudut bibirnya. dengan tangan yang masih memilik titik di dadanya. gw buat julian terus sampai puncak nafsunya. emhhh.. bangg ahhh. hanya itu yang terus julian ucapkan. permainan bibirku berakhir. gw pindah ketitik di dadaya. gw jilat titik tersebut dengan nafsu.
"ahhh ahh.. bang emhhh"
tangannya menjambak kepala gw, ahh baby, you feel it? gw terus menyerah titik didadanya dengan gigitan kecil gw terus lanjutkan aksi ini. emhhh titik ini adalah titik kesukaan gw. titik yang selalu bikin gw horny. gw dudukkan julian. lalu gw buka celana gw yang sudah terasa amat menyempit.
*sretttt*
 penis dengan panjang 17 cm dan diameter 4 cm keluar dari celana ku. berdenyut kencang terus menerus seakan tak bisa menahan nafsu yang ada didalam diri gw. gw dorong kepala julian menuju penis gw. bibir mungilnya menyentuh ujung penis gw. slepp slepp sleepp. kepalanya naik turun mengulum penis gw yang semakin berdenyut. ahh rasanya hangat sekali. nikmat! bagai berada disurga "ahhh sayang terusss... emhhh" julian terus mengulum penis gw dengan nafsunya. dijilatnya batang kemaluan gw dengan penuh nafsu. batang penis gw yang tergesek dipipinya menjadi sensasi tersendiri yang belum pernah gw rasain. julian, ternyata kau pintar juga memuaskan nafsu top hyper sepertiku. bibir merahnya terus mengulum penis ku. ahh ahhh ahhh aku mendesah. namun......
 rasa hangat yang aku sakan dipenisku menghilang. julian menghentikan aksinya. dia menunduk. tunggu dia kenapa? dia terdiam beberapa saat.
"dek? hey kenapa? kok berenti?"
gw usap ranbutnya. tetap tak ada respon. gw coba usap pipi mulusnya. sekali, dua kali, dan tess.. tanganku basah terkena air yang jatuh dari matanya. loh lohh kenapa ini? julian? dia menangis? julian menangis sejadi jadinya.
"hikss hikss hikss..."
suara tangisnya membuatku khawatir. bodoh! bodoh! harusnya jangan gw turutin nafsu gw ini untuk nikmati tubuhnya. gw segera memeluk tubuh mungilnya.
"udah dek. abang disini jangan sedih."
*sreekkk* *sreekkk* tubuhnya memberontak seakan ingin lepas dari pelukan gw. dan benar saja dia berhasil lepas dari pelukan gw. julian segera bangkit dari kasur. menuju pintu dan membuka kuncinya. dia berlari menuju pintu depan. gw dengar suara pintu depan dibuka. gw gak bisa berbuat apa2/ gw hanya bisa terdiam dan terpaku. bodoh! bodoh! bagas! lu bodoh! muncul sesosok pria di depan pintu kamar gw.
"gas. julian kenapa?" tanya adrian
"gas? lu kok diem?"
"woyy gass??"
"udahlah. sekarang lu keluar. gw pengen sendirian." jawab gw
"tapi gas itu.."
"KELUAR!" Gw bentak adrian. dan segera adrian keluar kamar gw dan menutup pintu kamar.
  bodoh! kenapa bisa ini gw lakuin?! ahhh sial! ,maaf julian maafin abang. maaf.. ntah gw harus bagaimana saat besok gw ketemu dia. gw malu, gw merasa salah, Ya Allah gw haus apa? malam ini gw habiskan dengan menyesali segala hal yang sudah gw lakuin de julian. tanpa sadar gw meneteskan airmata. terus mentes keluar tanpa henti. nafasku seakan terhalang sesuatu di dalam jalur nafasku. oh Tuhan.. kenapa bisa??
*****TO BE CONTINUED****
THANKS FOR READING GUYS. Bagi yang punya pengalaman yang ingin author publish disini. bisa kontak author ke 085647909872. bisa sms ataupun W.A yaa

Selasa

CERITA CINTA GAY : Aku dan Guru Matematika part 3 (Kamu? Selingkuh?)

tak terasa hubunganku dan Pak Bayu sudah berlangsung selama 3 bulan. banyak hal yang telah kita lewatkan. senang sedih dia selalu ada untukku. sifatnya yang sangat dewasa membuatku nyaman untuk bermanja dengannya. hari ini aku dan dia akan pergi ke Pameran di alun-alun kota, emm sungguh senang rasanya. aku duduk di depan rumah menunggu dia menjemputku, dan tiba tiba hujan turun. ahhh sialll.. kenapa sih harus turun hujan? padahal aku ingin ketemu dia. huhh.. aku sebal sendiri. aku kirim sms ke Pak Bayu.

To : 085467335467
Sayang, hujan nih. kamu jadi jemput aku gak?

1 NEW MESSAGE
From : 085467335467
Gatau deh sayang. enggak jadi kayaknya.

To :  085467335467
ah. yaudah terserah aja. aku dah nunggu. udah cakep cakep. gak jadi.

1 NEW MESSAGE
From :  085467335467
Ya mau gimana lagi sayang? aku gak ada jas hujan nih. kalau ada aku samperin kamu deh.

To :  085467335467
Usaha kek. yaudah gausah jadi aja.

setelah sms itu aku kirim. tak ada balasan sms dari dia lagi. mungkin dia marah sama aku gara gara sifat keras kepala ku? huhh. aku masih malas masuk rumah meskipun ibuku sudah menyuruhku masuk rumah. tapi tetap saja aku belum mau. aku masih ingin duduk di depan rumah melihat hujan. huhh. rasa dingin dari hujan membuatku nyaman. tak lama. aku mendengar suara motor. emm seperti suara motor Pak Bayu. tapi mana mungkin dia kesini sata hujan begini. huh. dak tak lama sesorang yang memakai otor itu sampai didepan rumahku. dan yap! ternyata itu pak bayu, aku segera menghampirinya.
"loh. Bapak? jadi kesini?" tanyaku
"iya lah. demi kamu. tadi udah usaha pinjem jas hujan tapi pada dipake." jawabnya.
aku segera menyuruhnya berteduh di rumahku.
"kan gak harus juga. aku tadi emosi sih. gara gara hujan. maaf yah." kataku sambil memandangi wajahnya. aku agak mendongak karena dia lebih tinggi dari ku.
"iya iya lagian aku juga udah janji kan? hheehe" jawabnya. aku tersenyum dan dia ikut tersenyum skeetika bibirnya maju menuju bibirku. seakan ingin melumat bibirku. tetapi akumenolaknya. aku tolehkan wajahku.
"emhh. ini kan di depan rumah.  ntar ada yang liat. ibukku ada dirumah tau." kataku
"hehehe maaf yah." kata dia sambil mencubit hidungku.
"ihh sakit" kataku. aku berniat membalasnya dengan mencubit hidungnya. tapi dia menghindar. dan aku tak bisa mencubitnya. huhh.
"yaudah ayo masuk. mandi. abis itu ganti baju." suruhku.
akhirnya kita masuk rumah. Pak Bayu segera menuju kamar mandi untuk mandi sedangkan aku menuju dapur untuk membuatkan dia kopi. agar tubuhnya merasa hangat. tak lama dia keluar dari kamar mandi. dan saat dia melewati dapur. dia melihatku sedang mengaduk kopi. dia segera memelukku dari belakang. dan merasakan sesuatu yang keras menempel di bokongku.
"ehh. lepasin ntar ada ibu lihat." kataku sambil berusaha melepaskan pelukannya.
"gak mau ah. aku kangen kamu. ini yang dibawah juga kangen sama sarangnya hahaha." jawabnya dengan nada manja.
"em jadi ini kangen juga?" aku berusaha menyentuh kemaluannya yang terubungkus handuk.
"iya." dia terlihat sangat sensual.
"ayo.." aku menariik tangannya masuk ke kamarku.
====di kamar===
aku mengunci pintu kamarku. supaya tak ada yang bisa mengintip. bisa bahaya kan jika ibu atau kakakku melihat. belum sempat aku berbalik menuju kasur. Pak Bayu segera memelukku dan merebahkan tubuhku di atas kasur. dia melumat bibirku seganas harimau yang ingin memangsa seekor kelinci. aku mendesah pelan. tak sanggup untuk menandingin nafsunya yang amat besar itu.
"mmhh.. mhh." desahku. bibirku kini dilumatnya terus menerus, dengan penuh hasrat yang membara. dia segera melepaskan handuknya. dan terlihat kemaluannya yang sudah sangat mengeras. dia menyudahi ciuman yang amat panas itu. aku segera memegang penisnya yang sebesar genggaman orang dewasa itu. aku kocok perlahan dan aku melihat reaksinya yang sangat keenakan. dia munundukkan wajahku. aku tau maksudnya. dia ingin aku kulum. aku segera mengulumnya dan dia pun mulai mendesah keenankan.
"ahh.. yeahh mhh. fuck baby ahh." desahnya
"mphh.. mphh." aku hanya bisa mendesah karena mulutku penuh dengan penisnya.
"faster babby ah." pintanya.
aku segera mempercepat kulumanku. mpphhh ahhh ahhh yess ohh...
tak lama kemudian cairan kentalnya keluar. banyak sekali sampai memenuhi mulutku.
"cepet banget?" tanyaku
"iya gak tahan. eh itu masih mau." kata dia
aku segera melihat ke penisnya. dan WHAT penisnya masih berdiri tegak menantang langit. dia segera bangkit dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya. terlihat dia sedang mengambil sebungkus sesuatu. emm sepertinya aku tau apa itu. benar dugaanku. dia membawa kondom.
"emm..??? kamu udah siap siap ternyata?" tanyanku
"hehehe..." jawabnya sambil cengengesan.
akhirnya pergulatan antar pria itupun sudah tak bisa ter elakkan. kita saling bercumbu. dan saling menikmati tubuh masing masing. hingga kita saling kelelahan. dan kitapun tertidur. setelah sekitar 3 jam kemudian aku bangun.
"emmmhh..." aku terbangun karena aku merasa ada yang membatasi gerakanku saat tertidur. ternyata... dia memeluk erat tubuhku. akupun tersnyum. dengan masih tanpa berpakaian. kita tertidur bersama. lekukan otot perut, dada, dan lengannya membuat ia terlihat semakin seksi. tak lama setelah aku mengaguminya. akupun mencoba untuk tidur. namun tiba tiba handphone nya yang dimeja bergetar.
"beep.. beep... beep."
"ada telefon? dari siapa? kenapa nomernya tidak bernama?" akhirnya dengan penuh penasaran. aku angkat telefon itu.
"halo..??" dengan suara lembut aku mencoba menyapa orang yang ada di telefon..
"haloo sayang. kenapa sihhhh nomer kamu satunya itu kamu matiin? kamu lagi sama pacar kamu yang satu itu ya? aku ini juga pacar kamu tau. aku butu perhatian juga.. aaahhhh pokoknya kamu harus ketempatku sekarang..." kata seorang pria di telefon.
aku terdiam. bingung. aku tak tau apa yang harus aku ucapkan.
"sayang.. jangan bilang kamu lagi sama dia? kok diem.? iihhh.." suara pria itu terdengar lagi.
"aku pacarnya." akhirnya aku angkat bicara.
"oohhh... kamu. bagus deh. ehhh asalkamu tau ya. pacar kamu itu. selingkuh! aku selingkuhannya. dia udah bosan sama kamu tau..!!!"

CERITA CINTA GAY : Aku dan Guru Matematika part 2 (Hubungan ini dimulai)

Ku rasa cukup sudah aku tumpahkan segala kesedihanku dikamar mandi. akhirnya aku putuskan untuk kembali ke kelas. tak lama kemudia pak bayu datang. semua teman teman ku duduk dengan tenang. Pak Bayu duduk di meja guru.
"baik anak anak. bapak akan mengumumkan hasil UKK Matematika kalian. untuk tahun ini nilai terbaik didapat oleh Hendry. dengan nilai 95."kata pak Bayu.
Pak Bayu menatap ke arahku. aku hanya memalingkan wajah. aku tak bisa melihat wajahnya. dia yang telah mengambil virginityku. semua teman teman bertepuk tangan sambil memandang ke arahku. dan pelajaran pun dimulai.
====setelah pelajaran selesai===
tak terasa bel pulang sudah berbunyi. Pak Bayu menutup pertemuan hari ini dengan salam. lalu ia pergi ke kantornya. saat akan pulang, aku kebingungan. aku mencari ponselku
"huh sepertinya tadi ada disini deh. mana tinggal aku sendirian di kelas." gumamku
tiba tiba ada suara yang tak asing memanggil namaku. setelah ku lihat ternyata pak Bayu menghampiri aku. mungkin dia melihatku.
"kenapa Hend?" tanyanya.
"gak papa. udah ya aku mau pulang." kataku.
aku segera meninggalkannya. yang ada di pikiranku sekarang adalah menjauh darinya. aku sangat membencinya...!!!
"tunggu!" ternyata Pak Bayu memintaku untuk berhenti. dia menggenggam tanganku. erat sekali. dia membalikkan tubuhku. sekarang tubuhku dan tubuhnya saling berhadapan. aku mencoba berontak tapi sama saja. badannya kekar. aku susah untuk lepas dari dia. dia memelukku. erat sangat erat. dan mulai mendekatkan wajahnya. aku menjauhkan wajahku. perasaan takut, benci menjadi satu saat ku melihat wajahnya.
"pak, bapak mau apa? apa bapak belum puas udah ambil virginity ku?" kataku dengan nada agak meninggi.
terserah mau dia guruku atau siapapun itu. aku tak suka dengannya.
"sssttt.... bapak cuma mau minta maaf. bapak sudah keras sama kamu. Hendry mau kan maafin bapak?" tanyanya dengan suara lembut.
"entahlahpak. biar ku pikirkan. sekarang lepaskan aku. aku mau pulang." kataku.
akhirnya dia melepaskanku.
"emang kamu udah dijemput?" tanya Pak Bayu.
"aku naik angkot." kataku.
"biar bapak antar aja ya." katanya.
'huhhhh tak sudi aku kamu antar Bapak bapak hypersex.!!!' batinku.
"gak, aku bisa pulang sendiri pak" jawabku cuek.
"yakin? mau  naik angkot? sekarang jam berapa?" tanyanya.
aku meihat ke jam dinding. ku lihat sudah jam 16:00 'waduhhh bagaimana aku bisa pulang?' batinku.
"yaudah ayo bareng bapak." kata Pak Bayu. dia menggenggam tanganku. aku hanya diam tak berkutik. selama menuju parkiran kita hanya diam. dan akhirnya kita sampai di parkira. dia memakai Helm dan menaiki motor Ninjanya.
"ayo naik" kata dia.
"tapi pak saya gabawa helm." jawabku.
"udah entar lewat jalan aman aja." jawabnya
akhirnya aku naik ke motornya. dan kita meninggalkan sekolah. selama di perjalanan aku menunjukkan jalan jalan yang menuju rumahku. dia mengendarai motornya dengan amat kencang. 'dasar guru gila' batinku. akhirnya kita pun sampai didepan rumahku.
"huhh makasih ya pak. tapi jangan ngebut gitu dong. neri tau." kataku. setelah turun dari motornya.
"hahaha iya deh. oh jadi ini rumah kamu?" tanyanya sambil melihat lihat rumahku.
rumahku memang sederhana. bahkan termasuk kecil.
"iya pak, ya seperti inilah ruamhku." jawabku.
"kapan kapan boleh main lah ya." tanyanya.
"iya deh." jawbaku dengan muka cemberut.
"yaudah bapak pamit dulu. oiya besok ada ulangan matematika. jadi belajar yang rajin." kata dia smabil mengenakan helm nya.
"iya pak."jawabku seadanya.
dia mengklakson dan melambaikan tangan padaku.
huhhhh capek banget hari ini. batinku sambil masuk ke rumah.
sampai di dalam ternyata ada kakak perempuanku.
"hey hendry siapa itu tadi?" tanyanya dengan wajah yang sangat penasaran.
"guru ku. kenapa?" jawabku dengan lemas.
"ganteng banget sih, siapa namanya? dia kesini lagi gak? tadi kok bisa dia kesini?" katanya dengan bertubi tubi.
"gatau ah capek." jawabku sambil meninggalkannya.
====paginya======
"buuu aku berangkat dulu ya." kataku.
aku segera menuju ke dapan rumah dan! ternyata Pak Bayu sudah ada di depan rumahku.
"hai selamat pagi." sapanya
"loh? bapak? ngapain disini?" tanyaku.
"jemput kamu lah. cepet ambil helm terus berangkat." jawabnya.
aku segera masuk mengambil helm dan lagi lagi kakak perempuanku menyuruhku untuk memintakan nomer hpnya. aku hanya mengacuhkannya. setelah mengambil helm aku segera kedepan.
"sudah siap?" tanyanya.
"ya pak." jawabku.
 dan seperti biasa dia mengendarai motornya dengan sangat kencang.
sesampainya di sekolah banyak yang memerhatikan kita terutama siswi siswi perempuan yang keheranan melihatku berboncengan dengan pak Bayu.
"nanti teman temanmu kasih tau ada ulangan." kata dia setelah memarkirkan motornya.
"jadi? teman temanku? belum tau?" tanyaku.
"iya makannya kasih tau sana." jawabnya.
"itu namanya gak adil!" jawabku dengan kesal. dan aku meninggalkannya sendirian.
====dikelas===
"teman teman. nanti ada ulangan matematika kalian belajar ya, cepetan!" kataku.
dalam sekejap kelas pun jadi ramai. dan tak lama Pak Bayu pun masuk.
"pagi anak- anak. pagi ini bapak akan adakan ulangan. soal hanya 30 nomor. kerjakan dalm waktu 45 menit. Hendry, Ferdi bagikan soal dan lembar jawabnya. dan jangan sampai ada yang mencontek!" kata Pak Bayu sambil menunjukku dan Ferdi, teman sebangku ku.
aku dan Ferdi membagikan semua soal dan lembar jawab. setelah selesai Pak Bayu menyuruh kami semua mengerjakan soal.
====40 menit berlalu====
"Hend, nyontek dong." kata Ferdi
"nih." aku menyodorkan kertas jawabanku.
ternyata Pak Bayu melihat apa yang aku lakukan. dia mendekatiku dan Ferdi.
"kalian sudah selsai. boleh keluar." kata dia. dia mengambil kertas jawabanku dan Ferdi. aku dan Ferdi keluar menuju Kantin.
===5 menit===
aku duduk di kantin sendirian. Ferdi pergi bersama temannya yang berbeda jurusan. aku hanya duduk merenung memikirkan kebencianku terhadap Pak Bayu. tak lama banyak siswi wanita yang berkerumun. 'huh itu pasti Pak bayu' batinku. benar saja. Pak Bayu datang mengahmpiri ku.
"boleh duduk? tanyanya.
"sana." jawabku cuek
"Hend, bapak mau ngomong." kata dia
"ngomong aja ribet amat." kataku.
"bisa kita ke kursi pojok sana?" ajaknya
aku bngkit dan menuju kursi pojok
"apa?" tanyaku
"bapak sebenarnya suak sama kamu. Hendry mau gak jadi pacar bapak?" tanyanya.
DEG!!!!! Jantungku serasa berhenti berdetak.  aku bangkit dari tempat dudukku.
"aku gabisa jawab sekarang. temui aku nanti malam di taman kota.ini nomor hpku. kalau sudah sampai di taman sms aku." jawabku smabil memberikan secarik kertas. dan akupun meninggalkannya.
====malamnya di taman kota====
beep beepp.. ponsel ku bergetar.

1 NEW MESSAGE
From : 085467335467
Aku sudah di taman kota. dimana kamu Hend?
Bayu

Reply
To : 085467335467
Aku dibangku pojok bawah pohon mangga.

1 NEW MESSAGE
From : 085467335467
baiklah, aku kesana. honda jazz putih.

tak lama datang mobil Honda Jazz putih, dan perlahan kacanya mulai terbuka.
"ayo masuk." kata Pak Bayu
aku menghampiri mobil. lalu masuk kedalamnya.
"gimana? jawabannya?" tanyanya sambil memegang erat tanganku.
"emm.. jujur saja aku sudah lama suka sama bapak. tetapi bapak terlalu cuek dan aku takut untuk mendekati bapak. tambah lagi siswi siswi cewek yang selalu dekat bapak membuatku sangat cemburu. jadi, aku mau jadi pacar bapak." jawabku dengan tersenyum
"benarkah? terimakasih sayang." kata dia sambil emncium keningku.
"sekarang ayo ke jok belakang." ajaknya.
"ngapain?" tanyaku.
"melakukan apa yang pernah kita lakukan di sekolah" kata dia.
"enggak ah! sakit tau dasar ih." kataku sambil memukul pelan dadanya yang bidang.
"yaudah deh. jalan jalan aja ya." ajaknya
"iya." jawabku.
akhirnnya kita jalan jalan berkeliling kota. menikmati indahnya kota saat malam hari dan kita membeli beberapa pakaian di mall bahkan banyak orang yang memperhatikan kita saat di mall.
=========== TO PART 3========
REPOST. Ya ampun saya ngakak lihat tulisan saya sendiri. amburadul banget ya :v Sedikit info aja Part 4 sudah dalam proses publish yaa

CERITA CINTA GAY : Aku dan Guru Matematika part 1 (Pengalamn sex pertamaku bersama Pak Bayu)

Siang itu aku melangkah menuju ruang bapak Bayu. dia adalah guru Matematika ku. teman temanku bilang aku harus segera ke ruangannya untuk remidial. huhhh mana mungkin aku remidial? padahal nilaiku selalu bagus. pak Bayu adalah guru yang paling tampan di sekolah. dia adalah guru muda. umurnya mungkin sekitar 25 tahun. banyak siswi perempuan mengidolakannya. tetapi dia adalah orang yang cuek.akhirnya aku sampai di depan ruangannya. Tokk.. tokk.. aku mengetuk pintu.
"ya masuk!" terdengar suara berat khas lelaki dari dalam ruangan. aku masuk ke ruang pak Bayu.
"permisi pak? kata teman teman saya disuruh keruang bapak. ada apa ya pak?" tanyaku dengan agak bingung.
"oh kamu Devan. begini, nilaimu ujian kenaikan kelas dibawah KKM. apa kamu mau remidial?" tanya nya dengan wajah yang cuek dan masih menghisap rokoknya.
"eumm... pasti pak." jawabku semangat.
"tapi.. remidial saya berbeda." jawabnya dengan cuek.
"apapun itu pasti saya lakukan pak" jawabku.
"baik kalau gitu. kamu hisap penis saya." kata bp Bayu sambil memegang selangkangannya. sudah terlihat jelas penisnya menegang.
"a.. a.. apa apaan ini pak? remidial macam apa ini?" jawabku
"kamu gak mau? baiklah. akan bapak tulis nilaimu seadanya." kata dia.
"sebentar pak! bagaimana jika ada yang melihat?" kataku
"tidak akan ada. disini tidak ada CCTV. sedangkan pintu dan jedela jauh dari sini. cepatlah!" kata dia.
akun berlutut di hadapannya. tanganku mulai membuka retsleting nya. ku lihat penisnya yang menegang sangat keras. walau hanya dari celana dalamnya.
"cepat buka sayang ahh.." katanya.
ku buka celana dalamnya. dan seketika keluarlah senjatanya yang amat besar. mungkin sekitar 18 cm dan lebarnya 4 cm an.
"kulum itu sayang. ahh" dia menggigit bibir bawahbya.
dengan sedikit keraguan aku mulai memasukkan penisnya ke mulutku. ada sensasi aneh yang belum pernah ku rasakan. pahit, asin dan amis menjadi satu. aku mulai mengulumnya. ku dengar erangan pak Bayu. ku terus mengulumnya sampai dekitar 10 menit. tiba tiba pak Bayu menyuruhku menghentikan aktivitasku mengulum penisnya.
"kamu berdiri disana!" perintahnya sambil menunjuk ke depang.
aku berdiri di depannya. "copot semua seragammu" kata pak Bayu.
"Ba Baik pak" jawabku.
dengan ragu aku melepas seragamku.setelah ku melepas seragam. dia mendekatiku. aku berdebar debar sangat kencang. dia berlutu di hadapanku.
"emm.. penis yang lumayan" gumamnya. tak lama aku merasakan ada sensasi aneh di penisku. dan! pak Bayu mengulum penisku. "Ashhh ahhh pak. ahhh" aku mendesah sejadi jadinya. tak lama dia menghentikan aksinya. dia kembali menuju mejanya. dia duduk di kursinya.
"sini!" kata dia. dan aku mendekat.
"masukkan ini ke Butt mu" Butt(bokong).
"ta tapi itu besar sekali pak" kataku dengan takut.
"cepat!" kata dia dengan suara meninggi.
aku segera memasukkan penisnya ke butt ku.ARRRGGGGHHHHH..... rasanya sakit sekali. setelah masuk. pak Bayu memaju mundurkan penisnya. dia mengentotku! aku kesakitan
"pak ahhh sakit pak ahh. hiks hiks" kataku, tak sadar aku menangis.
"sabar sayang. bentar lagi enakan." katanya sambil mengenjotku. semakin lama gerakannya semakin cepat. dan benar saja kata dia. rasanya memang makin lama lebih enakan. sampai tak lama aku keluar.
"pakkk aku.., mau keluar ahhhhh..." kataku. Crroootttt... pejuhku keluar lumayan banyak.
"ahhh.. ba pak juga." kata dia. dan ahhhh ahhh ahh arghhhh crooott crooot crooottt. ku rasakan penisnya menyembur di dalam buttku. dan kurasakan penisnya berdenyut denyut.
aku turun dari pangkuannya. badanku terasa lemas dan aku duduk lemas di lantai. dia berdiri memakai celananya dan membersihkan bekas pejuhku dengan kain.
"apa yang bapak lakuakn ke aku. hiks hiks hiks." kataku menangis.
"ini, pakai dan kembali ke kelasmu. nanti saya akan masuk ke kelasmu." kata dia sambil melempar seragam ke arahku.
"ba baik pak." jawabku dan aku langsung memakai seragamku. setelah aku memakai seragam. aku meminta izinn untuk keluar.
"pak saya keluar dulu." kataku sambil terisak.
aku menuju toilet. di dalam toilet aku menangis sejadi jadinya. setelah itu aku kembail ke kelas
=======to part 2=======
Maaf atas cerbung alay pertama ini :3

CERITA CINTA GAY: Aku dan guru matematika part 4 (Dimulai?)

Malam ini.. Rasanya dingiiiinn sekali. Seakan udara mengerti apa yang aku rasakan. Hatiku ini terasa hancur. Sakit! Sakit sekali!!. Kenapa?! Mengapa!? Mengapa ia lakukan ini kepadaku?! Apa semua janjinya hanya tipuan agar aku mau memberikan tubuhku untuknya? Hikss hikss. Air jernih nan suci bergelimang dipipi mulusku. Terus jatuh membasahi bantal empukku. Ya Tuhan benarkah ini? Apa dia sadar yang ia lakukan? Mengapa ia tega padaku? Tak mungkin! Hiks hiks. Tangan kekar yang melingkar dipinggangku ini. Bagai rantai panas yang mengikat tubuhku. Rasanya semua rasa sayang ini. Hilang. Tak ada lagi rasa cinta. Yang tersisa hanya rasa kecewa. Pria kekar yang sedang tidur telanjang disampingku ini. Ternyata ia tak lebih dari sekedar bajingan. Ternyata dia sama saja dengan gay lain. Ternyata benar apa kata gay lain. Jika kau hidup sebagai gay. Jangan pernah gunakan hatimu dalam hubunganmu.  Aku terlalu bodoh mempercayai adanya cinta di dunia gay ini.
Malam ini terasa panjang sekali. Udara dingin, hujan lebat, gemuruh petir. Rasanya bumi sedang memporak porandakan dirinya. Apa bumi merasakan yang aku rasakan? Apa dia menyayangiku hingga doa berbuat seperti ini? Gemuruh petir dan deras hujan semakin lama memudar. Suaranya mulai menghilang tak terjamah telingaku. Sinar hangat mulai menembus kaca jendelaku. Hangat sekali. Suara ayam jago pertanda fajar telah datang pun terdengar layaknya bel pertanda sekolah. Sang bulan yang elok telah menyelesaikan tugasnya.
"Emmhh.. Morning honey." ucap Bayu dengan nada manja. Dia mengecup pipiku dengan lembutnya. Sensasi sentuhan bibir kenyalnya dipipiku itu terasa nyaman sekali. Ahh sudahlah dia tak mencintaiku. Aku hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.
"Honey..." ucap bayu. Sepertinya dia bingung mengapa aku begini.
"Hey.. Kamu kenapa? Matamu sembab. Kamu nangis? Cerita sayang. Kamu kenapa?" bayu membalikkan tubuhku. Dia nampak khawatir dengan keadaanku. Sepertinya dia takut hal buruk menimpaku. Cihh... Kau aktor yang hebat Bayu..!!!!
"Gak. Aku gak papa. Aku mau mandi.." jawabku dengan singkat. Aku segera bangkit dari tempat peristirahatanku yang bagaikan neraka itu. Aku langkahkan kaki rampingku menuju ke kamar mandi.
----Bayu POV---
"Aneh. Kenapa dengan dia? Kemarin dia baik2 saja. Dan semalampun kami masih sempat berhubungan badan. Apa ini salahku? Tak mungkin. Kalau iya mana mungkin semalam dia mau berhubungan denganku." batinku.
"Hoaahhh... Jam berapa ini.." kataku. Aku mencari ponselku. Haduh aku lupa dimana menaruhnya. Emmm permainannya semalam membuatku melupakan segalanya. Aku merasa hidup dalam mimpi. Haha. Lama sekali aku mencari benda tipis persegipanjang ku itu. Bawah ranjang. Diatas ranjang. Bawah selimut. Bawah bantal. Sia sia saja aku mencarinya. Ahhh gotcha!!! Aku melihat benda yang menyebalkan itu dimeja dekat tempat tidur Hendry. Segera saja aku merangkak kearah benda itu. Grab grab grab. Ahh ketemu juga haha *nyess*
"Lohh.. Apa ini? Basah? Bocor ya?" aku kebingungan. Mengapa sisi kasur ini basah? Apa karena semalam Hujan jadi basah? Berarti?! Semalam? Hendry tidur memelukku?!! Ahh Tuhan.. Hahaha senang sekali aku. Kalau saja aku bangun. Sudah kulumat habis tubuhnya untuk kedua kalinya semalam. Ah. Aku sampai lupa. Jam berapa ini" kataku. Aku hidupkan layar 5inch ku. Jam 05:47. Sudah pagi rupanya. Cepat sekali. Tunggu dulu. Tak ada notif satupun? Sms? Telp? Tumben dia tak ribut mencariku. Padahal seharian aku tak mengabarinya. Apa dia bosan?! Hahh.. syukurlah jadi aku bisa berkonsentrasi pada hubunganku dengan Hendry. Tanpa ada gangguan. Hahaha. Eemmhh.... Aku lapar sekali. Apa mertuaku sudah masak? *eemmhh. Bau wangi sekilas tercium dihidungku. Bagai parade manusia yang membawa rentetan makanan jumbo yang sangat lezat*. Emmm bau harum apa ini. Enak sekali baunya.  Ahh pasti Hendry memasak sarapan untukku? Tapi tadi dia bilang mau ke kamar mandi? ohh dia ingin memberiku kejutan. hahaha. Sweet juga dia. Haha... Segera aku memakai pakaian ku dengan lengkap. Kemeja, celana, check √. Aku sudah siap dengan setelan lengkapku. Baru saja aku akan melangkahkan kaki keluar kamar. Namun perhatianku tertuju pada cermin besar yang ada dilemri pakaian kekasih tersayangku. Aku langkahkan kaki ku ke arah cermin besar di lemari.. Badan tegapku ditambah wajah tampanku membuat aku sangat terlihat menawan. Pantas saja murid muridku terkesima denganku. Semua orang menggodaku. Gay, waria, wanita. Semua kegatelan denganku. Aihh.. Sepertinya aku mulai terpesona dengan tubuhku sendiri.  Andai saja aku punyaa kembaran. Aku akan pacari dia. Bersamanya setiap waktu. Dan bersetubuh dengannya setiap malam. Ohh tidak tidak. Tipeku adalah pria lembut seperti Hendri. Sikapnya yang bisa membuatku tunduk padanya. padahal ia tak mengeluarkan kata kasar apapun. bhakan tak membentak. ntahlah sihir apa yang dia buat untuk memikatku. Oiya... aku lupa... akukan mau kedapur. kebanyakan ngaca nih hahaha. aku mengendap endap ke luar kamar. perlahan... perlahan.. dan tenang aku takut dia tau aku mendekatinya. huuhhh aku bagai maling ayam hahaha. hap. hap. hap. *Bwaaaaa* *aaaa* aku kageti sosok mungil didepan kompor tersebut dengan suara kerasku. suara jeritan kaget itu terdengar sangat keras ditelingaku. apa aku sudah keterlaluan mengagetinya? hahaha. ehhh ehh tunggu tunggu? Inikan?
"Ehh.. Pak Bayu ini bikin kaget aja deh ih nakal ih. hihihi." Ucap wanita centil ini sambil mencubiti perut sixpack ku. arghh lancang sekali wanita ini! tubuhku hanya milik Hendry seorang!
"Hehehe. Maaf ya Mba Fitri. saya kira Hendry. hehe." Ucapku dengan nada datar, sedikit kesal, dan malu.
"Hahaha Hendry lagi mandi pak. eh eh itu dia." kata Fitri dengan nada yang ia buat layaknya dia adalah seorang putri raja. ia menunjuk kearang pria mungil yang baru saja keluar dari kamar mandi. waw. ia hanya mengenakan handuk dipinggangnya. badan mungilnya yang rata tanpa tonjolan otot membuat ia terlihat menggemaskan.
"kenapa nunjuk aku?" Ucap Hendry dengan wajah datar.
"ini.. pak bayu nyariin kamu loh." Jawab Fitri dengan "SOK CANTIK"
"Ohh..." ucap Hendry dengan datar. ia segera beranjak dari tempat ia berdiri. menuju kamar yang letaknya tak jauh dari kamar mandinya. Aku segera ikut membututinya menuju kekamar. emmm bau wangi tubuhnya sangat menggodaku. *sreettt* Hendry menutup pintu dengan lembut. kuraih badan mungilnya. kudekap sangat erat. kuhirup wangi badannya. emmhh sepertinya ia menggunakan sabun mawar. harumnya. kugigit perlahan lehernya. ku jilat lehernya dengan sedikit menggoda.
"sudahlah..." Ucap Hedry. kali ini dia menolak ajakanku. kenapa? tumben sekali?
"Kamu kenapa sayang.. tumben cuek banget sama aku?" Tanyaku. aku tak mengerti kenapa ia bersikap begini padaku? Apa salahku?
"Heheh.. Salah? Ntahlah." jawabnya dengan nada cuek. Dan dingin.
Hari ini Hendry nampak sangat berbeda. Sifatnya yang mengasikkan ntah hilang kemana. Tak ada lagi celoteh dari bibir mungilnya itu. Benda merah seksi itu senantiasa tertutup selama kami bersama. Bahkan saat kita akan berangkat ke sekolah bersama, ia menolak ajakanku. Ahh apa anak ini punya pria lain? Tidak! Harus hanya aku yang boleh menjaganya.
****
-HENDRY POV-
 Hembus angin sepoi, pepohonan yang rindang, dan hawa hening ini, terasa sangat membuatku nyaman. Nyaman, heh... Rasa yang dulu seseorang ciptakan saat aku bersamanya. Namun sekarang? Pria itu membawaku ke padang pasirnya. Huh.. Ini tempatku menghabiskan waktu bersamanya jika kami berdua istirahat. Saat ia tak ada kelas mengajar. Dia sering memberiku banyak kejutan dulu. Hihi. Coklat, bunga, pizza, haha banyak sekali yang sudah ia bawakan untukku. Eittzz... Itu atas keinginannya! Bukan aku yang minta! Huhh.. Ahhh.. Aku.. Aku.. Tidak tidak.. dia sudah menyakitiku. Aku harus melupakannya. Aku tak boleh mencintainya lagi. Tapi.. Aku masih mencintainya.. Tapi dia sudah menyakitiku.. Tuhann aku harus apa.
"Mengeluh, menangis, dan bersedih. Hah.. Manusia."
'Ahh~~ siapa yang bicara?' batinku. Aku baru saja mendengar suara pria yang terdengar sangat mengejek. Iya! Dia menyindirku. Dia belum tau seperti apa bila aku marah bukan. Ku cari sosok pria tersebut.. Diantara pohon... Diantara bunga. And gotcha! Pria itu! Dia sedang asik duduk dan membaca bukunya. Tunggu, apamungkin dia?  Tapi tidak ada orang lain lagi.  Hanya aku dan dia ditaman ini.
"Hey kau siapa?!" tanyaku.
"Merah, Putih, atau Kuning. Bukankah bunga selalu memiliki harum yang sama?". Jawabnya
"Jangan menjawab seaneh itu. Aku tak mengerti!" kataku jengkel.  Kau juga pasti jengkel kan? Jika kau bertanya.  Malah dijawab dengan seabsurd itu.
"Kerikil kecil dipinggir jalan.  Akankah kau memungutnya?" jawabnya. Lagi lagi dia menjawab dengan bahasa alien nya. Aaarghhh
"Heyy. Jangan main main. Tutup bukumu dan tunjukkan wajahmu padaku" kataku lebih berani. Kesabaranku habis! Aku tak bisa lagi mendengarkan ucapan anehnya. Aku coba bangkit. Dan mulai mendekatinya. Perlahann.. Perlaban.. 6 langkah lagi aku sampai didepannya. Tapi.
"Tap...  Tap.. Tap.. Jangan dekati jamur asing dikebunmu.  Kau tak tau jamur itu beracun atau tidak bukan. Bagai angin, yang keberadaanya tak diduga. Aku menyelam ke suara dibaliknya." ucap pria tersebut. Dia bangkit dan langsung pergi meninggalkanku. Ahh tidak. Dia tau aku berusaha mendekatinya. Sial! Suatu saat aku pasti tau siapa kau. Kau kan murid sini juga. Terlihat dari seragam yang kau pakai.  Sama persis denganku!
"Hendry!"

Minggu

yang kucinta, Pohon Mawar. [REAL STORY FROM READERS]

Krriiinngggg Kriiinnggg Kriiinngggg.. Kriiinnggg Suara berisik menyebalkan itu terdengar lagi dipagi ini. aahhhhhh rasanya, kuping ini mau pecah mendengar suara itu. suara yang tak ada bagusnya sama sekali. hanya suara memekikkan teling bagai suara waria tergrebek satpol pp. heuhhh *Bruaakkk* kupukul sumber suara itu dengan sekuat tenaga. haaahhh... akhirnya... suara itu hilang... emmmhhhhhh.... aku bergeliat bagai anak kucing yang baru saja menghirup udara. ahhh nyaman rasanya hidup. senang rasanya bisa merebahkan badan dikasur ini terus menerus. tanpa harus menghadapi dunia yang penuh dengan rasa sakit.. ahhhh~~~ sekarang aku aman... takkan ada yang menggangguku... hhhmmmhh.... ..... ..... ..... "Ferdinan!!!!! bangun udah pagi. kamu ini gimana. ini hari senin! cepat! bangun kamu nanti kesiangan...!" *ngggiiingggggg* aahhh....Mimpiku! ahhh kemana taman permen? kemana danau coklat? hilang! ahhh mereka kemana! ku lihat cahaya putih menyilaukan didepanku.. ahhh jreng jrengg... "Ahhhhh!!!! mama! aku gamau bangun.. aku mau tidur.. maaaa..." kataku malas, kuraih selimutku. selimut lembut yang terus menutupiku.
"Ferdinan Reno Juniarta! bangun!" suara  mamaku terdengar bagai suara raksasa Titan yang akan memakanku hidup hidup. Mengerikan!
"iya ma.. Ferdi bangun.." dengan semangat zero, dan rasa putus asa tinggi aku bangkit dari tempat tidurku. menuju kamar mandi yang ada dilamakamar ku. haehhh.. mandi lagi. sebel. kenapa si harus ada senen?!
kutinggalkan mama yang sedang merapihkan kamarku. membereskan kasurku, memunguti bangkai jam alarm yang kupukul tadi. dan segala barang2 yang berserakan dalam kamar.
******
"Sayangg... makannya dihabiskan yaa." kata mamaku. beliau menaruh 2centong nasi dan lauk pauk keatas piringku. waaahhh lezat nyaaa... waaaahhh.... Bercanda! aku gak mau makan. rasanya hidupku tak butuh hal tak penting itu huh.
"Maaaa.... itu banyak tauu... gamau ahhh.. ntar perut aku meledak." jawabku dengan nada imut. gausah protes.. aku memang imut kok haha
"Fer... habisin, nanti langsung berangkat ya." Suara khas lelaki terdengar ditelingaku. ya! suara itu berasal dari kursi samping meja. pria tegap yang sedang duduk dan asyik melahap makanan dipirngnya. Papaku.
"iya pah... " aku hanya bisa menuruti apa kata papaku. bisa bisa monster dalam tubuhnya muncul jika tak aku lakukan apa perkataanya..
"Sekolahnya yang semangat ya sayangn ya. Masalah yang itu di*mah...!!!*" belum selesai ibuku berbicara, aki segera menengahk kata katanya.. Ahh kata kata yang sangat kubenci untuk kudengar! Aku tau beliau akan membicarakan hal 'itu' aku tak ingin membicarakannya lagi. Aku tak mau. Biarkan aku lupakan hal 'itu'
"Mah.. Udah. Aku gak mau inget." kataku dengan nada yang serius. 
"Iya sayang. Maaafin mamah ya. Muahh" ucap mama dengan nada yang lembut. Mungkim ia memang menyesal? Atau? Pura2. Ntahlah. Yaang penting dia sudah tak membicarakan hal itu lagi..
"Yaudah ayo sayang brangkat." ajak papahku. Aku segera memakai tasku. Aku pamit ke ibuku. Ku cium tangan halusnya. Dan dia membalas nya dengan kecupan lembut dijidatku.
*****...*****
"Ekhmm... Anak2 bapak mau perkenalkan kalian ke teman baaru kalian. Teman kalian ini pindahan jauh dari jakarta. Bapak mohon kepada kalian. Kalian harus bersikap baik kepada teman baru kalian ini. Jangan sampai ada yang berbuat buruk kepadanya. Selebihnya, kalian bisa kenalan sendiri dengan dia" ucap guru pria setengah baya tinggi yang nampak sangat berwibawa itu.
"Ayo silahkan perkenalkan dirimu.." Pak guru tampan tersebut menyuruhku untuk memperkenalkan diriku ke anak2 dikelasku. Huhh.. Malu aku.. Bagaimana ini.
"Emm.. Hai." sapaku mencoba membuka percakapan.
"Haii.." jawab beberapa murid dikelas. Yaa. Beberapa saja. Hanya sebagian dari mereka yang menjawab sapaanku. Lainnya? Lainnya memilih menyibukkan diri dengan hal lain. Hp, buku, main2. Ahh mama, ini pasti akan jadi sekolah yang berat.
"Namaku Ferdinan Reno Juniarta. Kalian bisa memanggilku Ferdi atau Reno. Aku 17 tahun. Aku dari jakarta. Semoga teman2 bisa menerimaku disini ya. Salam kenal." ucapku dengan gugup.. Huhh perkenalan apa itu? Ahh biarlah. Toh mereka tak peduli.  Jadi, tidak masalah kan?
"Ihhh Ferdi imut banget siihhh. Jadian yukkk... Ihh imut imuttt..." terdengar suara wanita dari kelasku. Sontak saja semua siswa merespon perkataannya yang terdengar sangat ganjen itu.
"Wuuu..." semua siswa berusaha melempar wanita tersebut menggunakan pulpen.
"Ihhh kalian apa apaan sih. Sirik ya sama kecantikan Dinda. Huh biasa aja kali." ceplos wanita yang diketahui namanya Dinda. Hemm sepertinya dia cocok aku jadikan temanku.
"Wuuu..." semua siswa pun kembali ribut. Mereka merasa tak terima dengan apa yang Dinda ucapkan..
"Sudah sudah.." sekarang giliran pak guru ganteng sebelahku ini yang  berbicara mencoba melerai teman baruku. Uppss.. Calon teman baruku lebih tepatnya.
"Ferdi.. Kamu bisa duduk disana ya. Dibelakang sana ada kursi kosong.." ucap pak guru ganteng ini dengan ramah disusul senyum menawan yang terlukis dibibirnya.
"Iya pak." jawabku dengan singkat. Segera saja aku langkahkan kakiku kearah meja kosong tersebut. Nampak pria tinggi yang sedang duduk dikursi itu. Ia melihat kearah luar jendela. Sepertinya ia sedang melihat pertandingan sepak bola dari jendela kelas. Wajahnya yang tampan ditambah kulitnya yang sawo matang khas orang jawa membuat ia terlihat sangat tampan. Andai aku bisa memilikinya. Ohh Tuhan. Apa ini. Cukup cukup. Aku tak mau hal 'itu' terjadi lagi padaku. Cukup saat itu saja. Hal itu terlalu sakit untuk kurasakan kedua kalinya. Aku tak ingin itu terulang lagi.   Aku letakkan tas punggung ku kemeja. Dan mulai menduduki kursi kosong tersebut. Huh deg deg deg. Jantungku berdegup kencang duduk bersebelahan dengan pria ini. Oh Tuhan. Tolong aku. *sett* tiba tiba saja wanita yang duduk dimeja depanku ini. Membalikkan badannya. Dan terlihat dengan jelaslah wajahnya didepanku. Tangannya dengan cepat meraih kedua pipiku. Oh Tuhan Dia mau apa padaku?
"Hei.. Ferdi. Apakah kau pangeran yang diutus Tuhan untuk menjadi pasanganku? Oh Romeoku sayang." ucapnya dengan nada yang serius. Ohh tidak ada apa dengan wanita ini? Apa ia overdosis drama? Apa yang ia katakan? Hah. Mana ada hal tersebut.
"Leni! Kamu ngapain?" tegur pak guru tampan yang berdiri dengan gagahnya didepan kelas.
"Oh anu pak itu. Anu. Itu kok pak cuma kenalan sama Ferdi aja. Hehe" jawabnya dengan gugup. Haha kalau jadi dia pun mungkin aku juga akan gugup seperti dia. Ketahuan bertingkah aneh. Hahaha.
"Lanjutkan nanti saja. Sekarang kita sambung pelajarannya.." ucap pak guru ganteng tersebut. Suaranya yang 'Laki banget' membuat hati setiap wanita dan setiap botty (?) meleleh. Aww suara yang manly sekali 
"Iya pak." jawab Leni dengan cepat..
"Bye darling. Mumumu.. " ucapnya dengan genit dan memonyong monyongkan bibirnya layaknya ikan koi yang kehabisan udara. Ditambah lagi ia melambaikan tangannya dengan sok seksi. Haha. Mungkin dia merasa dirinya Luna maya. Ntahlah. Hahaha.
Kini, keheningan mulai terasa. Yang ada aku tak bisa konsen dengan apa yang diterangkan guru tampanku itu. Selalu saja konsentrasiku buyar karena pria tampan yang duduk disampingku ini. Hahh. Aku ingin menyapanya namun. Aku takut. Apa dia akan meresponku? Bagaimana kalau tidak? Aku takkan mungkin punya kesempatan mendekatinya kan?
*Kriinggg kriiinggg kriinggg*
Tak terasa dengan cepat waktu istirahat tiba. Pak guru tampan itu segera menutup pertemuan kali ini dengan meninggalkan kesengsaraan untuk murid2 ya! Betul! PR. Kenapa sih guru hobi sekali memberi pr?! Kenapa harus murid yang mengerjakan? Kenapa tidak mereka kerjakan sendiri saja?! Ahh apa ini pikiranku ngaco cuma gara2 pr saja. Oiya! Pria ini. Aku lupa aku akan menyapanya dan berkenalan. Ehmm. Bismillah, semoga dia menjawab salamku 
"Emm.. Ha*setttt*" belum penuh aku membuka mulut. Dengan cepat ia bangkit dan pergi keluar kelas. Kenapa dia? Apa dia tau aku akan mengajak ia berkenalan? Jadi dia pergi meninggalkanku? Apa ia tak ingin dekat denganku? Ahh sudahlah. Aku hanya bisa melihat punggungnya yang berjalan menjauh dari pandanganku. Huh.. *grudug grudug grudug* Dinda dan Leni berebut untuk duduk dikursi sekitarku. Ah! Apa ini! Mereka mau apa?! Apa salahku? Kenapa aku dikepung!
"Ferdi sayang Ferdi sayang. Kamu tinggal dimana sih. Ihh gemes deh." ucap Dinda genit dan tangannya yang lembut itu dengan nakalnya mencubit pipi mulusku. Tidak. Pipiku sudah dijamah dua orang wanita ini.
"Ihh apaan so Sayang sayangan. Ferdi itu romeo gw tau! Gausah genit ya lo!" sekarang giliran Leni yang berbicara. Nadanya nampak marah gara2 Dinda yang memanggilku sayang.
"Hah? Romeo lu? Emang ada ya kudanil punya romeo. Hello!!! Ferdi juga gak bakal milih lo kali. Secara gitu gw kan lebih langsing. Daripada lo! Huh" kata kata Dinda ini tedengar bagai tantangan untuk Leni. Sontak saja Leni menjawab perkataan Dinda.
"Ehh Cabe cabean goceng! Gausah kecentilan ya! Gw gak gendut kali! Gw ini seksi. Bohayy. Euhh apaan badanlo yang kurus kerempeng tanpa daging gitu kok seksi. Badan triplek aja bangga! Huu!!" ucap Leni dengan sedikit bumbu emosinya. Tidak, aura panas sudah tercipta disini. Aku tak mau berada ditengah tengah medan perang ini. Segera saja aku lerai mereka. Aku takut dihari pertamaku aku malah menyebabkan keributan
"Ehh udah udah." aku mencoba melerai mereka. Akhirnya mereka berenti. Leni melepas gigitannya dikaki dinda. Dan Dindapun mengeluarkan jempolnya dari lubang hidung Leni. Pertarungan macam apa ini?
"Ferdi tinggal di perum Kencana nomor 23. Hehe" ucapku dengan ramah
"Wahh itukan perumahan elit. Aku boleh main kan? Boleh dong?! Gasabar nihh. Hihi" ucap Dinda.
"Ihh apaan si. Gausah main lo! Gw aja kali. Gwkan julietnya dia! Jauh jauh sana!" ucap Leni.
"Udah udah. Semua boleh main kok." kali ini aku beri mereka senyum indahku. Mereka pasti meleleh! Haha
"Yaampun senyumnya.. Iiihhhh gemes.. Eh ferdi? Kamu kenapa pindah? Kan enak dijakarta. Kota besar." tanya Leni dengan penuh selidik.
Hah! Mereka bertanya alasanku pindah tak mungkin aku ceritakan pada mereka. Ya! Aku harus berbohong.
"Ah. Itu Papahku pindah kerja hehe." jawabku sekenanya saja.
"Ohh gitu. Oiya. Kamu maukan jadi temen aku?! Kalau butuh apa2 ngomong sama aku aja ya!" ucap Dinda dengan semangat gadisnya.
"Ih apaan si lu triplek. Jangan ganggu romeo gw! Sayang kalau butuh apa2 bilang juju ya. Muah" Hiihh suara leni yang genit itu terasa geli dikupingku.
"Sebenarnya ada yang mau ketanyakan. Kalian tau cowok yang duduk disampingku ini? Dia siapa?!" tanyaku penasaran.
"Ohh.. Itu Devan. Dia emang begitu. Misterius. Apalagi sejak.." Dinda menghentikan ucapannya. Ia celingukan ke sekitar kelas. Takut ada yang mendengar ucapannya.
"Sejak sahabatnya, Viki. Meninggal." suara dinda berubah menjadi suara bisik2,
"Kabarnya. Viki itu dia yang bunuh." suara bisik leni.
"Hah? Gak mungkin. Kok dia gak dipenjara?" tanyaku penasaran.
"Kabarnya polisi tak menemukan cukup bukti. Namun mereka yakin Devan lah pembunuhnya." jawab Leni.
"Gosipnya. Setiap istirahat dia selalu kebelakang sekolah untuk melakukan ritual pemujaan setan." ucap leni dengan misterius. Hihhh. Bulu kudukku merinding. Aku takut. Bagaimana kalau Devan macam2 padaku.
"Kalian sedang apa disitu!" 
-----to part 2--++-
Sorry ini cerita yg ga jelas hehe.. Buat reader yang mau cerita hidupnya dipublish atau dijadikan bahan utama cerpen bisa kontak author ke 085647909872trimakasih sudah membaca